Alas kaki atau kasut yaitu produk seperti sepatu dan sandal yang digunakan untuk melindungi kaki terlebih bagian telapak kaki. Alas kaki melindungi kaki agar tidak cedera dari kondisi lingkungan seperti permukaan tanah yang berbatu-batu, berair, udara panas, ataupun dingin. Alas kaki membuat kaki tetaplah bersih, melindungi dari cedera pada saat bekerja, dan sebagai style baju.
Alas kaki yang dipakai tidak hanya soal tampilan, tetapi terkait langsung dengan kesehatan kaki. Berikut ini beberapa type alas kaki yang lebih banyak mudarat daripada faedahnya untuk kesehatan kaki
1. Flip-flops
Alas kaki ‘sejuta umat’ yang paling praktis dan nyaman, jawabannya hanya sandal jepit. Tetapi, menurut Andrew Shapiro, podiatris yang juga juru bicara untuk American Podiatric Medical Association di Amerika Serikat, sandal jepit yaitu salah satu alas kaki terburuk. Kebanyakan orang kenakan sandal jepit sebagai alas kaki keseharian, walau sebenarnya sandal jepit hanya ditujukan untuk pemakaian di pantai atau di kolam renang.
Sandal jepit tidak dapat menyokong arch pada telapak kaki dan tidak membuat perlindungan kaki sekalipun, hingga sangat rawan cedera. Resiko cedera akibat sandal jepit diantaranya terkilir, jari kaki patah, sampai yang lebih kritis seperti tendonitis (peradangan pada tendon) dan plantar fasciitis (rasa sakit pada tumit dan bagian bawah kaki).
Solusi : Instead of flip-flops, gunakan the real sandal dengan kata lain sandal yang memiliki tali/strap dibagian belakangnya. Gunakan sandal jepit hanya untuk jarak dekat atau saat ke pantai.
2. High heels
Sepatu memiliki hak tinggi memang menyuntikkan rasa yakin diri lebih, tetapi untuk kaki, high heels dapat jadi siksaan sendiri. Sepatu dengan hak kian lebih lima cm dapat mengakibatkan permasalahan. Tendon Achilles (tendon yang membentang dari tulang tumit ke otot betis) memendek ketika kaki kenakan sepatu memiliki hak tinggi, jadi ketika memakainya terus-terusan, tendon itu dapat memendek dengan kritis dan akhirnya berakibat tendonitis. Masalahnya, kaki yaitu fondasi badan yang primer, apabila kaki sakit, maka semua di atasnya—mulai dari lutut, pinggul, pinggang, sampai punggung—juga dapat turut sakit.
Solusi : Gunakan high heels hanya pada saat-saat tertentu, misalnya pesta. Lalu bagaimana bila kantor mengharuskan memakai sepatu memiliki hak tinggi sehari-hari? Gunakan high heels hanya saat masuk dan keluar kantor. Berikan cushion yang ditempatkan dalam sepatu untuk kurangi desakan pada tumit.
3. Pointy-toed shoes
Sepatu safety jakarta berbuntut runcing atau yang bagian depannya menyempit memang berikan kesan sharp dan sleek, terlebih bila sepatu itu juga memiliki hak tinggi. Namun itu bermakna juga berikan dua siksaan sekaligus pada kaki. Sekurang-kurangnya ada tiga resiko kesehatan yang mungkin terjadi bila hoby memakai sepatu berbuntut pointy.
Selain metatarsalgia (rasa sakit dan peradangan di bagian metatarsal atau telapak kaki) dan hammer toes (deformitas pada kaki di mana kaki membengkok ke bawah), sepatu runcing dapat mengakibatkan neuroma, atau peradangan saraf pada jari kaki. Penyembuhannya dapat dengan therapy, suntikan, atau operasi.
Solusi : Pilih sepatu dengan ‘ruang’ yang lebih luas. No matter how pretty your pointy-toed shoes is, tetaplah tidak baik untuk kaki.
4. Flat shoes
Untuk umumnya wanita, tidak ada yang tambah nyaman di kaki selain sepatu flats (well, mungkin ternyaman kedua setelah sandal jepit). Dengan sepatu flats, kaki tidak harus melengkung aneh seperti memakai sepatu high heels dan tidak menyempit di depan seperti sepatu runcing.
Tetapi sayangnya, Sepatu datar adalah pengembangan dari sandal jepit karena sedikit lebih membuat perlindungan kaki, tetapi sepatu datar juga berikan resiko tendonitis, plantar fasciitis, dan resiko masalah yang lain yang berkaitan dengan lack of dukungan di bagian kaki.
Solusi : Bila Kamu tidak dapat hidup tanpa ada flats, pilih flats yang miliki sol yang mantap dan kokoh dibagian tumit. Cara paling baik tahu apakah sebuah flats baik untuk kaki yaitu dengan melipatnya. Bila flats itu dapat dilipat dan muat kedalam handbag memiliki ukuran kecil, they’re probably not good for your feet.
5. Backless/strapless shoes
Macam jenis sepatu safety wanita memang tidak ada habisnya, dan siapa saja yang membuat design sepatu backless pastinya tidak pikirkan kesehatan dan lebih mementingkan estetika. Pada sepatu tanpa ada dukungan dibagian belakang seperti itu, jari-jari kaki akan berusaha keras ‘menggenggam’ sepatu untuk dukungan, dan beberapa wanita yang terserang hammer toes karena itu. Kaki dapat juga kapalan karena bagian belakang sepatu terus-menerus ‘menepuk’ bagian tumit saat Kamu jalan.
Solusi : Pilih sepatu yang lengkap, dengan kata lain tidak backless. Alas kaki yang bagus yaitu alas kaki yang miliki dukungan baik di ruang tumit, dibagian arch, dan ‘ruang’ yang lega untuk jari-jari kaki.
6. Walking shoes
Walking shoes di desain dengan ikuti mekanika badan, lebih fleksibel di ruang bawah jari kaki (ball of the foot) untuk memudahkan gerakan keseluruhnya kaki, dan dukungan yang sangat baik dibagian arch sebagai point of impact. Berbeda dengan running shoes. Running shoes memiliki dukungan lebih baik dibagian tumit sebagai point of impact. Running shoes dapat dipakai untuk jalan kaki
Catatan : Walking shoes tidak bisa dipakai untuk lari karena walking shoes tidak memiliki dukungan yang cukup baik untuk lari.
0 komentar:
Posting Komentar